CYNTHIA OCTAVIANTI

Saturday, March 30, 2013

PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Penalaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
  • INDUKTIF
          Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46).  

Ciri-ciri Paragraf Induktif adalah sebagai berikut: 
          - Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus 
          - Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus 
          - Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
          - Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas  
          - Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf 
          - Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama 
          - Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus 
          - Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama 

Contoh: - Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
              - Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
                 kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

  • DEDUKTIF 
          Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 
a.      Silogisme
         Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua  
         proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah
         rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 
b.      Entimen
         Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
         dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan   (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.


KESIMPULAN:
          Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Penalaran dibagi menjadi dua, yaitu Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Penalaran Induktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum, sementara Penalaran Deduktif merupakan proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.