CYNTHIA OCTAVIANTI

Thursday, September 30, 2010

puisi

sebuah nama di pasir tak kan abadi melekat
ombak bergulung ke pantai.. tinggi dan cepat
dan menghanyutkannya..
tapi tidak kenangan yang kita alami bersama
di tempat kita melangkah menyusuri pasir ini
jejak kaki yang tertinggal takkan lagi ada
tapi, dimanapun kita berada
kenangan ini takkan terlupa
meski aku tak ada bersama mu,
ketahuilah cintaku untukmu tak kan pernah hilang
kenangan ini akan melekat selamanya
ketahuilah aku tak akan pernah pergi dari sisi mu.
IBUUUUU ..


~ cynthia octavianti

puisi 1

bulan yang dulu mampu terangi malam
kini tampak redup dan semu
tak ada cahaya yang dipancarkan 
semua tampak kelam hitam...

harapan yang dulu pernah tergantung di atas sana
kini telah tersungkur menyatu dengan debu dan beterbangan ..
terhempas oleh tiupan angin

arah langkah pun semakin tak terlihat
semua hanya gelap, entah bagaimana 
aku menjalani hari hari esok
tanpa kehadiran nya di sisiku


~ cynthia

puisi IBU - Khalil Gibran

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
~ Khalil Gibran~